...

TERKAIT PENJELASAN DISPORA DAN KEPSEK SMK NEGERI 1 TIDORE, KETUA PPI MALUT: JANGAN MELAKUKAN PEMBOHONGAN PUBLIK

TIDORE KEPULAUAN – Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) provinsi Maluku Utara, Mahli Aweng membantah penjelasan yang disampaikan oleh pihak Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Tidore Kepulauan maupun dari Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tidore, Ali Djumati.

Menurut Mahli, penjelasan yang disampaikan itu adalah pembohongan publik, sebab yang dijelaskan tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

“Jadi saya meminta pertanggungjawaban penjelasan atas apa yang sudah diucapkan kepsek SMK . Jadi dong (mereka) pe penjelasan itu adalah pembohongan publik. Saya bisa konfrontir itu ke siswa yang lapor ke saya tentang masalah ini yang juga saya pe anggota PPI di sekolah itu,” tandasnya.

Dijelaskannya, sebelum pengunguman seleksi Paskibraka tingkat sekolah berjalan, Kadispora Provinsi mendatangi kepala sekolah dan tim seleksi (timsel) untuk meminta agar anaknya diloloskan dalam seleksi Paskibraka tingkat Kota Tidore. Bahkan, kata Mahli, Plt Kadispora juga berjanji akan meloloskan ke tingkat nasional, jika lolos dari sekolah dan kota.

“Saya konfirmasi langsung di kepala sekolah, kalau kepala sekolah dia tar foya (bohong) itu duduk kabwa bacarita deng saya, supaya dia akui semua apa yang sudah dia sampaikan ke saya via telepon. Saya bilang kepala sekolah, jangan coba-coba akomodir orang yang tidak memenuhi syarat. Itu saya ingatkan dan kepala sekolah mengiya kan,” pungkasnya.

Namun tambahnya, tiba-tiba nama tersebut sudah muncul 8 (delapan) orang sementara yang diminta cuman 4 (empat) orang.

Dijelaskan juga, awalnya 8 (delapan) nama itu adalah usulan kepala sekolah agar anak pejabat tersebut di akomodir karena 4 nama yg di serahkan oleh timsel SMK 1 tidak ada nama anak pejabat. Sementara timsel hanya meloloskan 4 (empat) nama. Namun setelah surat dari sekolah ke Dispora Tidore atas hasil selekai Paskibraka dari SMK Negeri 1, oknum Dispora bidang Kepemudaan mendatangi pihak sekolah dengan membawa surat dari sekolah tersebut.

“Sekarang Dispora sudah terima ini. Dispora balik ke sekolah, disitu dia bilang, torang (kami) minta cuman empat kenapa delapan. Kalau begitu coret. Dan Kabid sendiri mencoret dua nama dari 8 nama dihadapan TIMSEL SMK 1,” kata Mahli.

“Jadi dia (oknum) coret di hadapan timsel, seharusnya yang coret itu bukan dia tapi timsel yang coret. Ini dia sendiri coret di hadapan timsel baru coret orang yang memenuhi syarat lagi nomor urut 1 dan 2. Bayangkan dia coret di hadapan situ. Kemudian dia minta kirim empat ulang kase masuk dong pe orang itu,” katanya, menjelaskan.

Dikatakan juga, karena masalah tersebut dirinya sudah buka-bukaan di media sosial berupa Facebook dan di koran, maka mereka akomodir delapan orang tersebut.

“Yang mereka akomodir itu anak pejabat masih ada di dalam. Untuk tutupi itu supaya jangan terbaca karena cuman satu orang, dong tamba lagi tiga orang kasana. Supaya jadi delapan. Karena yang menentukan tambahan delapan itu kepala sekolah,” ujarnya.

Dirinya juga mengatakan, terkait orang tua yang melakukan protes itu disampaikan kepadanya sehingga baik timsel maupun pihak sekolah dan Dispora Tidore tidak mengetahui itu.

“Memang dong tar protes ke timsel, tapi protes ke saya, karena dong kenal saya. Dorang tar akui karena memang dorang tar tau, dong tau dari saya,” jelas Mahli.

Kepada media ini juga, Mahli meluruskan terkait panggilan Sekretaris Dispora via telepon kepada dirinya dan belum sempat mengangkat, lantara dirinya sedang berada di ruang rapat.

“Jadi kemarin dia telepon, memang ada panggilan tak terjawab tapi saya sementara ada dalam ruang rapat, tar mungkin saya angkat, baru nomor baru. Saya tar tau sapa yang telepon baru tidak ada lagi pesan susulan,” katanya.

Dirinya pun mengatakan siap bertemu dengan mereka untuk masalah tersebut. “Saya siap bertemu dengan mereka. Ini kan tong pe waktu kantor jadi belum bisa ketemu,” akunya. (Red/tim)

Post Comments(0)

Leave a reply